Saturday, May 31, 2003

Teori Probabilitas Penolakan dari Cewek


Mari kita kembali ke contoh di halaman sebelum ini. Prof yakin ada di antara kamu yang ingin mendebati tingginya jumlah penolakan yang harus ditelan oleh Playboy (40 kali). Sebagai orang yang menerapkan prinsip ekonomi dalam kehidupan sehari-hari, bukankah seharusnya kamu juga belajar mengubah sesuatu yang negatif menjadi sesuatu yang positif? Penolakan yang berkali-kali itu sebenarnya adalah sesuatu yang positif untuk kamu, karena pada akhirnya kamu akan menjadi kebal terhadap penolakan dari cewek.

Setiap perasaan cinta sebaiknya diimbangi juga dengan logika (akal sehat). Tanpa adanya keseimbangan antara keduanya (terutama dalam kasus dimana perasaan cinta menguasai segalanya), kamu akan menjadi akoholik dalam dunia kencan. Inilah awal dari munculnya istilah "mabuk cinta." Orang yang mabuk cinta adalah seorang alkoholik dalam dunia kencan, dimana alkoholnya adalah gelora perasaan cinta seakan-akan dunia mau kiamat.

Problem yang dialami oleh para pemula di dalam dunia kencan (seperti Alim) adalah ketidakmampuan untuk mengimbangi perasaannya dengan akal sehat. Dengan demikian, kalau Alim, seorang alkoholik dunia kencan, dibiarkan mengemudi sebuah kendaraan bermotor di dunia kencan, besar sekali kemungkinannya Alim akan tabrakan, kandas, atau jatuh—tergantung pada jenis kendaraan yang dikemudikannya.


Cara yang paling ampuh bagi seorang alkoholik dunia kencan untuk mengatasi problemnya adalah dengan melemparkan penolakan dari cewek yang berkali-kali itu ke dalam tempat sampah seperti sehelai tissue bekas. Penolakan dari cewek bagi seorang alkoholik dunia kencan sebenarnya merupakan vaksin bagi alkoholismenya. Vaksin tetanus sebenarnya hanyalah kuman penyebab penyakit tetanus dalam jumlah kecil yang diberikan kepada tubuh manusia dengan tujuan agar tubuh manusia tersebut mengenali kuman tetanus dan membentuk antibodi (kekebalan) terhadap kuman tersebut. Vaksin-vaksin bagi jenis penyakit lainnya pun sama saja. Maka dari itu, penolakan dari cewek yang berkali-kali dapat berperan sebagai vaksin bagi cowok yang tergolong seorang alkoholik dunia kencan.

Kalau kamu berpikir bahwa penolakan yang dialami oleh Playboy dalam contoh di halaman sebelum ini adalah hal yang memalukan, sebaiknya kamu pikir lagi. Percaya atau nggak, kesuksesannya dalam mendapatkan jawaban "Ya" dari 10 cewek lainnya akan lebih dipandang orang banyak, dan ini akan sangat berguna sekali bagi reputasinya. Siapa yang mau makan di restoran kosong yang sukar menarik pengunjung? Dengan 10 cewek yang bersedia berkencan dengan Playboy, tentunya Playboy nggak akan kelihatan seperti restoran kosong.

Bila kamu menggunakan harga diri kamu sebagai argumentasi terhadap anjuran dari teori probabilitas yang Prof uraikan di sini, silakan tanya diri kamu sendiri. Manakah yang lebih kamu pentingkan? Harga diri kamu atau isi celana dalam kamu? Cowok-cowok yang normal jelas akan mendahulukan kebahagiaan isi celana dalamnya daripada harga diri, moralitas, agama, adat-istiadat, tradisi, norma sosial, nilai sosial, dan segala omong kosong lainnya. Kalaupun ada hal yang harus diberikan prioritas yang lebih tinggi daripada kebahagiaan isi celana dalam seorang cowok, satu-satunya yang dapat Prof pikirkan secara singkat adalah hukum!

Kesimpulannya, cowok yang takut ditolak oleh cewek dan sebagai akibatnya menghindari situasi-situasi yang hasilnya tergantung dari jawaban seorang cewek adalah cowok yang secara nggak sadar merugikan dirinya sendiri dengan melewatkan peluang-peluang yang mungkin dapat berakhir dengan keuntungan bagi dirinya sendiri. Tindakan yang kelihatannya seperti melindungi diri dan perasaan sendiri ini pada akhirnya akan menghasilkan cowok-cowok yang kurang competent dalam berinteraksi dengan cewek—seperti yang telah disebutkan, baik berpakaian maupun telanjang. Cowok yang ingin keluar dari situasi ini sebaiknya bertindak menurut hasil analisa teori probabilitas penolakan dari cewek dan memperlakukan setiap penolakan dari cewek sebagai vaksin terhadap problem alkoholismenya di dunia kencan.

http://www.indodating.com/sod_probabilitas3.html

No comments:

Post a Comment